Muslim manapun ketika menyaksikan film Fitna hasil besutan Geert Wilders politikus dari Partai Kebebasan Belanda, pasti akan marah, tersinggung dan sakit hati. Bagaimana tidak, film yang hanya berdurasi lebih kurang 15 menit tersebut sangat melecehkan dan menghina umat Islam. Wilders tidak hanya menyebut Islam sebagai agama teroris yang kerap melakukan kekerasan tetapi dan harus dienyahkan dari muka bumi ini, tetapi lebih dari itu Wilders juga menyinggung keyakinan dasar Islam, seperti AlQuran dan Nabi Muhammad SAW.
Jika ada umat Islam yang berdemo bahkan dalam tingkat tertentu disebabkan kemarahan yang sangat, mereka gagal mengendalikan diri dan akhirnya menjadi semuanya berakar pada film fitna. Fitna bukan sekedar mengatakan bahwa Islam sebagai agama teroris, tetapi juga menyebut nabi Muhammad sebagai seorang teroris sehingga pantas diusir dari muka bumi. Tidak berhenti di situ, Wilders juga menyebut AlQuran sebagai biang kerok segala aksi kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan umat Islam.
Seolah tanpa beban, Wilder mengutip beberapa ayat Al-Qur’an dan merekayasanya sebagai sebab dari segala sebab gerakan teror selama ini. AlQuran oleh Wilders diposisikannya sebagai kitab yang sangat berbahaya, menebarkan kebencian dan permusuhan sehingga sudah saatnya sebagian besar isinya di buang dan dibakar. Na’uzu billah min zalik.
Artikel ini bermaksud mengajak pembaca untuk memperhatikan beberapa ayat yang dipakai oleh Wilders di dalam film sesatnya. Paling tidak, kita menjadi tahu di mana “kesesatan” Wilder dalam memahami ayat tersebut. Beberapa ayat yang sempat penulis tangkap dari film fitna adalah surah Al-Anfal (9) ayat 60, surah Muhammad (47). ayat 4, surah An-Nisa’ (4) ayat 89.
1. Surah Al-Anfal ayat 60
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu… (al-Anfal:60). Ayat ini adalah ayat pertama yang dikutip oleh Wilders di dalam filmnya. Setelah ia menjelaskan terjemahan ayat tersebut, ia menampilkan bagaimana pesawat terbang ditabrakkan ke gedung WTC pada 11 September 2001, kemudian juga tampak pengeboman kereta api di Madrid Spanyol. Setelah itu seorang imam yang tak disebutkan namanya tampak keluar dari asap sembari mengatakan, “Allah berbahagia bila orang yang bukan muslim terbunuh”.
Kita segera memahami bagaimana Wilders mencoba untuk membangun kesan dikalangan masyarakat Barat bahwa “kekerasan Islam” sebenarnya disebabkan oleh Al Quran. Wilders hendak mengatakan bahwa Al Qur’an sebagai kitab utama dalam Islam sebenarnya kitab yang isinya mengajarkan kekerasan dan kebencian kepada orang-orang yang tidak seagama dengan mereka. Bersamaan dengan itu ia juga ingin menanamkan ketakutan kepada orang-orang Yahudi dan non muslim lainnya di Barat. Seolah sepanjang umat Islam masih ada di muka bumi ini maka kehidupan mereka tidak akan aman dan damai.
Wilders sengaja mengutip ayat di atas dan membelokkan maknanya. Benar bahwa ayat tersebut memerintahkan kepada umat Islam untuk menggetarkan musuh-musuh Allah, tetapi yang dimaksud dengan musuh pada ayat di atas adalah orang-orang yang mengingkari perjanjian dan berkhianat kepada Islam. Juga yang dimaksud musuh di dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang menimpakan kemudharatan kepada umat Islam. Tidak tepat jika Wilders berpendapat setiap non muslim adalah musuh Islam dan akan dimusnahkan. M. Quraish Shihab mengingatkan, walaupun kata irhab di dalam ayat di atas dapat diterjemahkan dengan teror, namun perlu di catat, menggunakan senjata untuk membela diri, wilayah, agama dan negara sama sekali tidak dapat disamakan dengan teror. (Al-Misbah: 5:486)
2. Surah Al-Nisa: 89 dan Surah Muhammad ayat 4
Surah lain yang dikutip Wilders adalah surah an-Nisa ayat 89 yang artinya sebagai berikut, “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka Telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan Bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya…
Ayat ini harus dipahami dalam konteks sosial politik pada waktu itu. Permusuhan orang kafir Makkah kepada umat Islam sudah sampai pada tingkat yang paling mengerikan. Orang kafir dengan berbagai cara selalu berusaha untuk mengajak orang Islam kembali menjadi kafir. Nabi Muhammad berkewajiban melindungi umat Islam. Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah mengumpulkan semua umat Islam agar berada di Madinah. Jika ada umat Islam yang tidak mau ke Madinah dan memilih bergabung dengan orang Kafir maka mereka sesungguhnya adalah para pengkhianat dan menjadi musuh Allah. Merekalah yang harus diperangi.
Sedangkan di dalam surah Muhammad ayat 4 Allah SWT berfirman, “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir... Senada dengan ayat-ayat sebelumnya, surah Muhammad termasuk dalam rangkaian surah Jihad. Ayat ini menceritakan orang kafir Makkahlah yang mengawali permusuhan dan mereka pula yang pertama menabuh genderang perang terhadap Islam. Ayat di atas memang mengatakan bahwa umat Islam wajib membela agama Allah, mempertahankan agama dan keyakinan serta membela harga diri. Di dalam medan laga, umat Islam diwajibkan membunuh musuh-musuh mereka, jika tidak, umat Islam yang akan menjadi korban. Namun bagi mereka yang ditawan bahkan yang menyerah, Islam melarang untuk menyakiti mereka apa lagi membunuh mereka. Orang yang sudah kalah mesti dijaga kehormatan dirinya.
Sampai di sini, agama mensyari’atkan kebolehan untuk memanfaatkan tawanan untuk kebaikan Islam seperti memerintahkan mereka mengajari anak-anak Islam dengan berbagai pengetahuan atau hal-hal yang bermanfaat lainnya. Islam juga membolehkan meminta tebusan kepada mereka dalam bentuk harta benda. Pendeknya hukum perang Islam adalah hukum yang sangat manusiawi. Jika para tawanan memenuhi semuanya, mereka harus dibebaskan dan dibiarkan hidup sebagaimana mestinya. Jadi Al-Quran sama sekali tidak menyuruh umat Islam untuk memaksa dan mengancam orang kafir agar memeluk Islam.
Penutup
Jika disimpulkan, kesalahan bahkan kesesatan Wilders yang paling fatal adalah ketika ia menggunakan ayat-ayat perang dalam kondisi damai. Ia lupa bahkan mungkin tidak paham, ayat-ayat perang hanya dapat diberlakukan dalam kondisi perang. Tidak ada agama di dunia ini yang tidak mengajarkan umatnya untuk membela agamanya dari orang-orang yang ingin menghancurkannya. Tidak ada kepercayaan yang mengajarkan pengikutnya untuk pasrah ketika harga dirinya diinjak dan kehormatan dirinya dikangkangi. Wilders juga dipastikan tidak akan berdiam diri, jika ada orang yang merusak harga dirinya dan mengganggu keyakinannya. Bukankah mempertahankan diri adalah watak asasi dari manusia ?
Namun yang perlu diingat, ayat-ayat perang tidak boleh diberlakukan dalam kondisi damai. Sesungguhnya, Islam sesuai dengan namanya, salam, adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian bagi seluruh umat manusia. Islam sadar betul bahwa bumi Allah ini adalah milik bersama bagi semua umat manusia. Setiap manusia harus memiliki komitmen yang sama untuk menjaga kedamaian dengan menjunjung tinggi pluralitas dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Sayangnya Wilders dan orang-orang yang sejenisnya, telah merusak tatanan dunia yang damai ini. Bukankah Wilders yang paling pantas disebut sebagai teroris!
Penulis adalah : Koordinator Tim Penulis Tafsir Al-Quran Al-Karim karya Ulama Tiga Serangkai.
22 April 2008
Artikel Terakhir
Label
- Artikel Kader ( 31 )
- Berita Daerah ( 55 )
- Berita Nasional ( 20 )
- Berita Wilayah ( 58 )
- Info ( 59 )
- Kursus ( 15 )
- Training ( 35 )
Kritik dan Saran
Kritik dan saran serta tulisan baik artikel, opini, berita, puisi, cerpen, dan lain-lain. Dapat dikirimkan ke Redaksi ESENSI di email pwpwpii_su@yahoo.co. atau Cp: +6282274167194 jazakallahu khairan katsiiran.
Semangat Musim Training PII se-Sumatera Utara, Advance Training dan Pelantikan PW PII Sumut Periode 2019-2021
Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Sumatera Utara Periode 2019-2021. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar :
Posting Komentar