22 April 2008

Pada 12 Rabiul Awal adalah tanggal dan bulan yang selalu dinantikan umat Islam di seluruh dunia untuk mengingat kelahiran Rasulullah SAW (utusan Allah), walaupun ada juga di antara manusia yang berbeda pendapat tentang bulan dan tanggal lahir Nabi SAW. Tetapi yang pasti ketika itu disebut tahun Gajah. Karena Abraha Al-Asyram penguasa Negus dari Yaman bermaksud jahat hendak menghancurkan Baitullah (Kabah) tempat peribadatan manusia sedunia yang sudah ratusan tahun lamanya.

Maksud Abraha tentulah untuk mengalihkan perhatian orang Makkah agar beribadah ke Yaman, karena ia telah membangun sebuah rumah dengan perlengkapan serba mewah (masa itu). Namun orang-orang Makkah tak dapat meninggalkan rumah pertama dibuat untuk manusia beribadah yang dibangun oleh Nabi Ibrahin A.S dan putranya Ismail A.S. Hanya saja sebelum Abraha mewujudkan niatnya yang busuk itu Allah telah terlebih dahulu menghancurkan mereka dengan mendatangkan wabah cacar yang berkecamuk menimpa pasukan Abraha dan membinasakan mereka, sedangkan Abraha sendiri mati di atas seekor gajah besar kebanggaannya (Q.S Al Fil 105).

Pada tahun itulah bayi mulia yang akan menjadi pemimpin Islam di seantero dunia lahir, tepat pada tahun 570 M, di rumah kakeknya Abdul Muthalib bin Hasyim. Muhammad bin Abdullah sudah kehilangan ibu dan bapak sejak dari kecil, ketika dewasa lebih banyak merenung dan berpikir, pekerjaannya sejak kecil sebagai pengembala kambing . Yang digembalanya adalah kambing keluarga dan kambing penduduk Makkah. Dalam renungannya ia teringat cerita Nabi-Nabi terdahulu, seperti Musa dan Daud adalah utusan Allah, mereka itu adalah pengembala kambing juga. Mungkinkah aku seorang pengembala kambing bisa menjadi utusanNya juga?

Pemuda ganteng yang berbudi luhur, cerdas dan baik budi pekertinya itu ditinggal ayahnya (Abdullah) sejak 5 bulan dalam kandungan ibunya (Siti Aminah) dan selanjutnya pada usia 6 tahun wafat pula ibu yang tercinta. Pemeliharaan diteruskan oleh Abdul Muthalib dengan cinta kasihnya, namun pada usia 8 tahun kakeknya pun kembali ke pangkuan Illahi. Kehilangan tempat manja pun sangat dirasakan oleh Muhammad kecil, pamannya Abi Thalib kemudian menampung kesedihan Muhammad dan memelihara ia dengan penuh kasih sayang yang tak berkurang dari Abdul Muthalib.

Pamannya memiliki banyak anak dan bukanlah orang yang mampu, maka kerja sebagai mengembala kambing merupakan pilihan untuk menghasilkan uang guna menutupi kebutuhan mereka sehari-hari, sehingga disuruhnyalah anak dan kemenakannya untuk mengembala kambing. Waktu pun berjalan dengan cepatnya semakin hari anak-anak itu pun bertambah besar, kebutuhan pun meningkat jua. Dalam mengarungi kehidupan itu Abi Thalib berpikir ingin berniaga ke negeri Syam (Syiria). Pada satu ketika ia ingin membawa dagangan ke sana, mengingat sulitnya perjalanan menyeberangi padang pasir tak terpikir olehnya membawa Muhammad yang baru berusia 12 tahun, tapi anak yatim piatu yang berakhlak mulia itu ingin membantu pamannya berdagang, hingga Abi Thalib pun tak ragu membawanya serta.

Maka turutlah anak kecil itu dalam rombongan Kafillah, dan sampailah ke Bushra sebelah selatan negeri Syam. Dalam buku riwayat hidup Muhammad diceritakan dalam perjalanan inilah ia bertemu dengan rahib (pendeta Bahira), dan rahib itu telah melihat tanda-tanda kenabian padanya, sesuai dengan petunjuk cerita Kristen, lalu menasehati keluarganya supaya jangan terlampau dalam memasuki daerah Syam, kemungkinan orang-orang Yahudi nanti mengetahui tanda-tanda itu sehingga mereka akan berbuat jahat pada Muhammad.

Perbuatan manusia adalah parameter dari kepribadiannya. Muhammad bin Abdullah yang bersifat lapang dada dan berkemauan baik dan selalu menghargai orang lain serta tamu, bijaksana dan mudah bergaul membuat ia disayangi oleh masyarakat. Dan Allah juga menilai kerohaniannya yang sangat suci, dia sangat benci atas perbuatan yang dilakukan masyarakat Makkah dan sekitarnya, mereka menyembah berhala, patung-patung dan juga batu serta berbuat maksiat dan perbuatan biadab. Fenomena yang menyiksa batin Muhammad menimbulkan keinginannya untuk menjauhkan diri dari keterlibatan yang akan terpengaruh dari lingkungan tersebut, ia pun mengambil keputusan bertahannuf (beribadah dan menjauhkan diri dari dosa) ingin mencapai makrifat dan mengetahui rahasia alam sebagaimana dilakukan oleh orang-orang arab ahli fakir di kala itu.

Maka pergilah ia mengasingkan diri dari keramaian kota. Lokasi yang terbaik dalam pilihannya sebuah Gua di puncak Gunung Hira pada tiap bulan Ramadhan. Apa yang ada pada diri Muhammad segala yang tersurat dan tersirat semuanya terpuji dan berakhlak mulia, wajar saja kepada manusia yang suci dari sifat tercela ini dan sangat amanah, Tuhan menurunkan wahyu padanya pertama kali di tempat ia bertahannuf sebagaimana tertulis dalam Al Quran surat 96 Al ‘Alaq 1-19. Usia Muhammad pada ketika itu sudah akan mencapai 40 tahun, hidup berdampingan dengan Khadijah wanita teladan yang terbaik; ia cantik, hartawan dan dermawan tapi rendah hati tempat Muhammad mengadu segala kesedihannya.

Khadijah wanita teladan yang terbaik mendukung segala perjuangan suami tercinta, baik dengan harta, jiwa dan raganya. Bila Rasulullah lelah dan lesu segera menjadi pulih kembali mendengar kata-kata yang menawan dan menyejukkan hati dari istri yang setia, pengusaha yang andal tapi jarang berpergian dan tetap tinggal di rumah, sehingga dapat membangkitkan kembali semangat juang untuk memproklamirkan kebenaran agama Allah ini di tengah-tengah kaum musyrik Makkah dan Paganisme, sehingga tersiarlah agama Islam yang kita anut ini ke polosok dunia. Alhamdulillah. Surat As Shaff 61 Ayat 9: “Dia (Allah) mengutus rasulNya membawa pimpinan yang benar dan agama yang benar supaya dapat mengatasi seluruhnya, bia rpun orang-orang yang mempersekutukan Tuhan itu tiada menyukainya.”

Kita lihat kesungguhan kaum muslimin/muslimat mengadakan perayaan Maulid di mana-mana dan memanggil ustadz-ustadz (mubaligh-mubalighat) untuk memberikan ceramah tentang kemuliaan Islam dan kita sangat salut atas kegiatan peringatan seperti itu; namun ironisnya masih banyak kaum yang belum terkesan pada masalah hati manusia. Hal ini bisa dilihat dari hasil dakwah yang disampaikan para mubaligh-mubalighat tersebut justru masih banyak orang yang mengaku Islam tapi tidak mencontoh keteladanan Nabi yang Uswatun Hasanah itu dan melanggar sunnah nabinya dan lalai dari larangan dan perintah Allah SWT.

Tindakan korupsi, berjudi minum miras dan narkoba adalah perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah SAW mala dijadikan hobi bagi mereka. Kita lihat juga masih banyak wanita yang mengaku muslim memakai celana ketat di bawah perut yang dipadukan dengan baju kaus pendek sehingga ketika membungkuk, “Subhanallah” belahan tubuh yang seharusnya dirahasiakan menjadi transparan dihadapan publik. Semoga dalam dakwah Maulid Nabi para ustadz dan ustadzah menyampaikan bagaimana berbusana menurut syariat Islam, jangan sampai tergila-gila oleh model-model murahan yang banyak dijual di pasaran yang bertentangan dengan syariat dan keteladanan Muhammad SAW. Semoga negara kita menjadi negara bermoral dan jauh dari kemaksiatan. Dan Allah memberi rahmatNya kepada kita. Amiiin…(Oleh Hj Siti Nazariah Zam )

Posted by Pw PII Sumut on 17.30   No comments »

0 komentar :