15 Juli 2019


Oleh : Indra Kelana

Anak usia dini adalah individu unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, sosial emosional, kreativitas, bahasa, dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilaluinya.

Dalam pasal 28 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. 
Anak usia dini adalah anak yang berkisar usia 0-6 yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga muncul berbagai keunikan pada dirinya. Usia dini merupakan masa perkembangan yang menentukan perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi penelitian yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan usia dini mempengaruhi prestasi dan meningkatkan produktivitas masa dewasanya.
Berikut beberapa karakteristik anak usia dini menurut beberapa pendapat :
1. Unik dan ekspresif
2. Egosentris
3. Aktif dan energik
4. Rasa ingin tahu yang amat tinggi dan antusias terhadap banyak hal
5. Eksploratif dan berjiwa petualang menyukai tantangan
6. Spontan
7. Senang dan kaya fantasi
8. Labil dan seringkali melakukan sesuatu tanpa pertimbangan
9. Daya perhatian yang pendek dan sangat mudah terpengaruh

Lalu apa maksud dan tujuan penjelasan terkait  anak usia dini dan karakteristiknya diatas? Adakah korelasinya dengan gadget? Jawabnya, Ada. 
Bahwa saat ini sudah menjadi fenomena umum ketika anak usia dini rewel kemudian orangtuanya menenangkan  dengan  langsung memberikan gadget untuk dimainkan game, nonton film kartun, dan lainnya. Ketika itu terus-menerus dilakukan akhirnya menimbulkan efek kecanduan pada anak tersebut. 
Sehingga saat anak tidak mendapatkan gadgetnya padahal  ia sangat ingin memainkannya ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya.
Dengan cara memberontak, ngambek, marah dan bahkan melawan hingga memaki karena merasa kebutuhannya tidak terpenuhi. Miris bukan? Anak usia dini yang seharusnya menyenangkan hati, unik, lucu, antusias dimasa perkembangannya namun karena selalu dimanjakan,  akhirnya berubah menjadi seperti anak tidak mendapatkan perhatian. 

Bila kebiasaan itu terus dilakukan akan terbentuklah karakter anak anti sosial, dan pemalas. Simak kasus dibawah ini..
Di suatu tempat rehabilitasi anak gangguan jiwa, terdapat 110 pasien gangguan kejiwaan. Salah satu pasien bernama Wawan adalah pasien yang langka. Ia diduga mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan gadget atau gawai .
Penggunaan gadget pada anak usia dini bisa menjadi masalah serius. Diperlukan kehati-hatian orang tua dalam hal ini. Namun disisi lain ada orang tua yang justru menjadikan gadget sebagai salah satu alat pengasuhan. Anak rewel, gadget lah solusi terbaiknya.

Para ahli melakukan penelitian kepada orang yang sudah banyak menggunakan gadget setiap harinya. Dari foto gelombang otaknya, aktivitas gelombang otaknya persepuluh detik itu terpotong.
Oleh sebab itu mari kita jaga anak-anak kita, karena mereka memiliki masa depan untuk menjadi generasi penerus bangsa. Jangan sekali-kali menjadikan gadget solusi bagi permasalahan  anak. Solusi dari permasalahan itu semua adalah  memberikan perhatian lebih kepada mereka, membentuk  madrasah terbaik dalam keluarga, lingkungan masyarakat  sekitar yang baik dan mengajarkan pendidikan karakter sesuai tuntunan agama  diatas pendidikan umum lainnya. Memberikan media belajar yang lebih positif seperti buku bergambar kisah-kisah berhikmah, dan segala sesuatu yang dapat merangsang kecerdasan berpikir anak yang akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya.
Posted by Pw PII Sumut on 14.51   No comments »

0 komentar :