20 September 2020


Pengurus Daerah PII Kabupaten Langkat menggelar Training Terpadu pada 7-17 September 2020 di Tanjung pura, Langkat. 
Dihadiri sejumlah peserta dari delegasi daerah seperti Medan, Asahan, Labuhanbatu, dan Langkat sebagai penyelenggara. 

Koordinator Tim Instruktur Indra Kelana, membuka secara resmi kegiatan Training Terpadu Leadership Basic Training (LBT) dan Leadership Intermediate Training (LIT) pada Selasa, 8 September 2020 pada pukul 20.30 Wib.

Pembacaan tim Instruktur mengenai perkembangan dunia pendidikan dewasa ini menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Saat ini, tantangan pendidikan di Indonesia sangat kompleks diperlukan pemikiran dan tindakan yang serius. Selain dituntut untuk menjadi berkualitas dan optimal, pendidikan juga harus adaptif terhadap perkembangan zaman yang dinamis.  
 
Hal ini disebabkan bergulirnya era revolusi industri 4.0 yang menyebabkan otomatisasi di setiap bidang.  Masih dalam proses penyesuaian di era revolusi industri 4.0, dalam beberapa tahun belakangan ini muncul konsep society 5.0 yang gencar diperbincangkan diawal tahun 2020. Sebenarnya konsep society 5.0 sudah dicanangkan dalam Basic Policy On Economic And Fiscal Management And Reform tahun 2016 yang dalam hal ini merupakan bagian inti dari rencana strategis yang diadopsi Jepang. 

Society 5.0 adalah hal alami yang muncul disebabkan revolusi industri 4.0, yang telah melahirkan berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga tatanan masyarakat global secara umum. Society 5.0 merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat revolusi industri 4.0. Society 5.0 (Masyarakat 5.0) adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan pemanfaat berbagai inovasi yang muncul di era revolusi industri 4.0 seperti Internet of Things (Internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (Kecerdasan buatan),  Big Data (Data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. 

Society 5.0 sebuah masa dimana masyarakat berpusat pada manusia sebagai penyeimbang kemajuan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial oleh sistem yang mengintegrasikan dunia maya dengan dunia nyata atau ruang fisik, manusia sebagai pengelola teknologi informasi dan komunikasi.

Kemampuan utama yang penting untuk dimiliki di era ini adalah kemampuan memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas. Cara berpikir yang harus dibangun adalah cara berpikir untuk beradaptasi dimasa depan yaitu analitis, kritis, dan kreatif. Cara berpikir itulah yang disebut dengan cara berpikir tingkat tinggi (HOTS : High Order Thinking Skills) dengan formula berpikir secara kompleks, berjenjang dan sistematis. 

Dalam formula cara berpikir tingkat tinggi ini harapannya peserta mampu menawarkan arah dalam menemukan solusi dari setiap problematika yang ada. Solusi yang ditawarkan juga bukanlah solusi yang telah ada sebelumnya, melainkan solusi yang sesuai konteks dari situasi yang terbarukan dengan adaptasi perkembangan zaman. 

Jumlah penduduk Indonesia selama beberapa tahun mendatang akan terus meningkat. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Kemudian pada tahun 2024, berpotensi meningkat hingga 282 juta dan sekitar 317 juta jiwa pada 2045.  Data BPS 2018, jumlah generasi millenial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (15-64 tahun). Tidak salah bila pemuda disebut sebagai penentu masa depan, inilah yang disebut sebagai bonus demografi. Pada 2030 – 2045, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produkif dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun. 

Menjadi tantangan bagi Indonesia dalam mempersiapkan sumber daya di era revolusi industri 4.0 saat ini, society 5.0 dan peluang bonus demografi yang akan datang. Indonesia harus benar-benar serius memikirkan dan bertindak menyiapkan segalanya dengan konsekuensi yang muncul disebabkan revolusi zaman yang terus berkembang cepat. 

PII sebagai organisasi yang berorientasi terhadap kepentingan pendidikan dan kebudayaan merasa perlu untuk mengambil peran dan menentukan langkah strategis guna mempersiapkan sumber daya insani. Leadership Training adalah upaya konkrit PII dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kreatif dengan diimbangi karakter religius. 

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, artinya : “ (Apakah kamu hai orang-orang musyrik yang beruntung) ataukah orang yang beribadah diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah : “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran ”. (QS. Az-Zumar : 9)  

Dari uraian kerangka berpikir diatas, dengan mengharapkan ridho Allah SWT, Tim Instruktur musim ini mengangkat tema “ Penguatan Pemahaman dan Implementasi Nilai-Nilai Al-Quran menuju Agents of Change Rabbani“.   Tema ini adalah turunan dari grand design training yang telah dirancang oleh Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Sumatera Utara. 

Editor : Ikal
Posted by Pw PII Sumut on 14.53 in     5 comments »

5 komentar :

M.Fadly Ramadhan Siregar mengatakan...

Masyaa Allah Tabarakallah...

Unknown mengatakan...

MashaAllah.. Panjang umur kaderisasi
Pw pii sumut 19-21

Siti Rahmah mengatakan...

Panjang umur kaderisasi

Syahrizal mengatakan...

AllahuAkbar kak ikal.

Muhammad Khatami mengatakan...

Allahuakbar, panjang umur kaderisasi
#Bergerakataumati