12 Agustus 2020

        

Oleh : Melisa 
      
      Abdullah Nashih Ulwan, menegaskan syarat pendidikan harus dimulai sejak dini. Ketika anak masih berada dalam kandungan,orang tua harus rajin mengajarkan nilai-niali ke tauhidan serta akhlak yang positif. Karena itu pendidikan menjadi aspek terpenting bagi kemajuan peradaban.

          Dalam buku karangan Asadulloh Al-Faruq menjelaskan bahwa proses mengenal kembali Rabb seorang anak benar-benar dimulai dari nol. Peran orang tua akan sangat membantu anak dalam mengenalkan Rabbnya. Orang tua mampu mengarahkan dengan baik, maka anak pun akan semakin cepat mengenal dan memahami Rabbnya. Sebaliknya, orang tua yang memiliki pemahaman yang salah dengan Tauhid nya akan dapat menyesatkan anak. Bertanggung jawab terhadap proses pengenalan kembali anak kepada Rabbnya, bukanlah hal yang mudah. Orang tua berkewajiban mendidik anaknya mengenal Allah sebelum anak mengenal dunia lebih luas dan jauh. Karena itu pola asuh dari orang tua adalah proses terpenting dalam pembangunan karakter anak, orang tua harus matang ilmu dan terampil dalam mentransfer nilai-nilai pendidikan Islam kepada anak.

         Pendidikan merupakan kewajiban moral yang harus dijalankan baik secara verbal maupun non verbal. Proses pembelajaran dalam pendidikan menjadi indikator penilaian dan ke tercapaian dari pendidikan.  Ada banyak ayat dalam Al-quran yang Allah istimewakan membahas khusus persoal pendidikan dan menjadi hal yang wajib karena hal tersebut adalah bagian dari perintah Allah subhana wata'ala. Diantaranya, :

Surat Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui."

Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)

      Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, " Allah Ta'ala akan menagih tanggungjawab orang tua terhadap anaknya. Siapa yang meremehkan pendidikan mereka dan menelantarkan begitu saja, berarti ia telah gagal. Kebanyakan perilaku buruk anak bersumber dari kesalahan orang tua. Pengabaian nasib pendidikan mereka sangat bertentangan dien dan as-sunnah". Begitu pentingnya pendidikan dalam tatanan kehidupan keluarga dan ber masyarakat. 

        Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan. Konsep reward and punishment adalah sebagai nilai tambah dalam pendidikan karakter anak. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri dan terampil. 

        Namun hal yang perlu kita sadari sebagai orang tua adalah konsep pemberian reward and punishment tidak sembarangan, akan menjadi bumerang bagi orang tua ketika selama dalam proses pemberian reward and punishment orang tua tidak memiliki Ilmu maka anak akan terbentuk menjadi karakter yang keras, egois dan merasa cepat puas, itu dikarenakan selama dalam proses pemberian reward and punishment anak menerima proses yang salah. Karena itu orang tua harus terampil dan memiliki bekal ilmu "parenting" dimulai dari dalam keluarga dan dipersiapkan sedini mungkin. 

        Dalam Islam pendidikan karakter anak memiliki beberapa tujuan :
Membentuk anak sebagai insan yang bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Ia mengerti dan memahami ilmu agama, kemudian mampu mengamalkan dan mendakwahkan nya, serta bersabar tatkala mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan ilmu agama. Model semacam ini hanya dapat dibentuk melalui pendidikan agama yang di muali dari rumah sebagai peradaban pertama madrasatul ula.

         Membentuk anak sebagai generasi yang kuat, baik secara iman, fisik, mental, keterampilan dan sebagainya. Karena itu anak harus dibentuk sebagai peribadi yang memiliki kekuatan iman dan mental serta terampil dengan cara menjalankan pendidikan yang baik didalam rumah, dan memberikan pendidikan tambahan diluar rumah melalui lingkungan maupun sekolah. 

        Tujuan yang tak kalah penting bagi orang tua dalam rangka mendidik anak adalah menjadikan anak tersebut sebagai anak sholih yang selalu mendoakan orang tua nya, baik tatkala orang tua masih hidup maupun setelah meninggal. 

         Di era generasi Z saat ini, pendidikan karakter anak sulit diterapkan, hanya sebahagian kecil komponen masyarakat di dalam keluarga yang menjalankan pendidikan tersebut. Semakin pesat teknologi dan semakin canggih nya zaman membuat proses dan pen transferan nilai-nilai pendidikan menjadi tabu. Bukan karena kesalahan zaman, tetapi ketidaklihaian orang tua dalam mengkolerasikan proses belajar anak dengan metode yang sesuai dengan era dan usia anak. Karena itu orang tua harus memiliki bekal ilmu dalam membangun karakter anak. Dengan landasan iman dan keteguhan Tauhid membangun peradaban Islam demi tercapainya izzul Islam wal muslimin. 
Posted by Pw PII Sumut on 17.43 in     6 comments »

6 komentar :

Unknown mengatakan...

👍👍👍

Unknown mengatakan...

untuk apa buk ali?

TIA mengatakan...

Masha Allah

TIA mengatakan...

Makasih buk PMP SUMUT tips nya, bermanfaat sekali :)

sitialusksm mengatakan...

Maa syaa Allah

Unknown mengatakan...

masyaAllah.. keren sangat bermanfaat dan inspiratif 👍