26 Agustus 2019


Oleh: Azri Wahyuda Siregar 

Umat manusia sekarang ini berada di tepi jurang kehancuran. Keadaan ini bukanlah berpunca dari ancaman maut yang sedang tergantung di atas ubun-ubunnya. Ancaman maut itu adalah satu gejala penyakit saja dan bukanlah ia 
penyakit itu sendiri.

Sebenarnya puncak utama dari keadaan ini ialah: bengkrap dan melesetnya umat manusia itu di bidang “nilai” yang menjadi pelindung hidupnya. Hal ini terlalu menonjol di negara-negara blok Barat yang sememangnya sudah 
tidak punya apa pun “Nilai” yang dapat diberinya kepada umat manusia; malah 
tidak punya satu apa pun yang dapat memberi ketenangan hatinya sendiri. 

karena pada masa sekarang ini sudah banyak sekali pelajar-pelajar yang sudah jauh dari "Nilai-nilai Keislaman". Sedangkan salah satu gerbang pintu masa depan suatu peradaban besar pada suatu bangsa adalah sejauh mana proses transformasi norma, dan nilai yang dilakukan oleh para pendahulunya agar menjadi generasi yang cerdas intelektual, social, dan spiritual,  Apalagi dalam konteks yuridis formal semua warga negara berhak mendapat pengajaran, sebagaimana telah diamanatkan UUD 1945, pasal 31, ayat 1, Karena barisan warga Negara yang dapat memerankan diri menerima transformasi pendidikan tentu merupakan investasi yang berharga bagi tegaknya agama, negara dan bangsa Indonesia. Akan Tetapi semua itu hanya sia-sia jika proses transformasi nilai itu hanya stuck kepada orang orang tertentu.

PII senantiasa berupaya untuk mencetak sosok seorang pelajar Muslim, cendekia, dan pemimpin. Memaknai dan menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam diri dan kehidupannya, memperluas wawasan dan keilmuannya serta menumbuh kembangkan sifat kepemimpinan dalam dirinya. ‘’Bertanggungjawab, berani mengambil keputusan, membela dan memantulkan nilai-nilai kebenaran, menginspirasi orang-orang sekitarnya untuk terus berbuat baik. 


Posted by Pw PII Sumut on 07.14   1 comment »

1 komentar :

Azri Wahyuda mengatakan...

Your idea is good....!!!!