29 Oktober 2014

Pengunjung memasuki pintu utama di kantor DPP PPP di Jakarta, Senin (18/8). (Republika/ Tahta Aidilla)Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah Partai Islam yang masih terus eksis berasaskan Islam di belantra perpolitikan bangsa ini sejak berdiri pada tanggal 5 Januari 1973 yang merupakan hasil gabungan dari empat partai berbasis Islam yakni  Partai Nahdhatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti.


Perjalan politik PPP dalam pemilu sempat memperoleh prestasi tertinggi Dalam pemilihan umum kedua Orde Baru tahun 1977, perolehan suara PPP 29% dan dalam pemilu 1982 sebesar 27%. Persentase suara dukungan kepada PPP itu terus menurun sepanjang pemilu Orde Baru, terutama pada pemilu 1987, setelah ada politik penggembosan elite NU terhadap PPP yang dipimpin HJ Naro. Kinerja politik PPP membaik kembali pada pemilu 1992 dan Pemilu 1992 di bawah pimpinan Ismail Hasan Metareum. Adapun perolehan suara PPP dalam Pemilu Legislatif 2014 hanya sebesar 7% saja atau setara dengan 39 kursi.

Hasil perolehan suara pada Pemilu terakhir membuktikan elektabilitas Partai ini terus merosot bisa terjadi dikarenakan masyarakat tidak merasakan prestasi atau kerja nyata Partai ini bagi masyrakat disamping tidak ada figur besar yang timbul dari Partai tersebut. Ditambah lagi dengan tersandungnya Ketua Umum Partai . Suryadharma Ali dalam kasus korupsi yang di tetapkan oleh Komisi Pemberantasan korupsi (KPK), serta kisruh yang saat ini terjadi adalah perpecahan internal yang terjadi didalam tubuh PPP yang di tandai dengan Muktamar PPP di Surabaya dengan  terpilhnya Romahurmuziy sebagai Ketua Umum pada 15 Oktober 2014 yang lalu yang menambah catatan hitam perpolitikan  PPP. 

Lalu bagaimanakah Ummat Islam terkhusunya Ummat Islam Indonesia yang menyaksikan drama politik yang tak lazim yang di pertontonkan oleh PPP yang di pertegas oleh efek dualisme kepengurusan yang akibatnya terjadilah insiden "Terjang Meja" oleh Ketua Fraksi PPP Asrul Azwar dalam Sidang Paripurna DPR RI yang membahas nama kelengkapan dewan. Ini dapat menjadi santapan empuk bagi golongan-golongan yang ingin menjelekkan citra Islam dengan memanfaatkan media untuk memupuk pandangan "Anti Islam" yang akan menumbuhkan skeptisme terhadap hal apapun yang berbau Islam bahakan bagi kaum Muslim itu sendiri.

Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan imammah apalagi dalam keadaan berjuang, baik berjuang dalam medan perang bahkan berjuang dalam politik atau berparlemen. Ingatlah bahwa perpecahan di dunia Islam adalah jaminan keberhasilan musuh-musuh Islam dalam menguasai kita. Selama kita tidak merubah kenyataan ini, dunia Islam tidak akan bisa keluar dari kekuasaan musuh. Oleh karena itu seharusnya umat Islam memikirkan cara terbaik untuk keluar dari lingkaran ini daripada sibuk berselisih.

Angin segar akhirnya berhembus dengan adanya wacana Muktamar yang dilakukan pihak SDA di Jakarta adalah upaya Islah bagi Partai yang berlambangkan Ka'bah ini. Adapun tema Muktamar tersebut adalah Islah Nasional Untuk Rakyat. Artinya, bagaimana Islah dimaknai sebagai sebuah cara untuk kembali merukunkan persaudaraan antarbangsa pascapemilu.Sebelumnya, majelis syariah bersama majelis pakar, majelis pertimbangan menyatakan penyelenggaraan muktamar ke VIII yang sah akan berlangsung di Jakarta pada 30 Oktober-2 November 2014.





posted by asha

Posted by Pw PII Sumut on 09.00 in , ,     1 comment »

1 komentar :

As-Sunnah mengatakan...

mau ishlah atau enggak sama aja ancurnya politik islam ini
kebanyakan parpol islam seperti buah semangka ; ijo di luar, merah di dalam
hal yang paling urgen ialah perkuat kaderisasi dengan menekankan pada dakwah islamiyah dengan cita-cita menegakkan kembali Syariat Islam yang termanifestasi pada piagam jakarta (jakarta charter) sebagaimana yg pernah didengungkan oleh masyumi pada waktu zaman orla