07 Januari 2014

Melaksanakan perintah agama merupakan bagian tak terpisahkan dari hak asasi seseorang.  Tapi nurani siapa tidak resah jika keyakinannya itu terhambat?Itulah yang kini sedang dialami  Anita Whardani, seorang siswi SMA Negeri 2 Denpasar Bali. Anita Whardani merasakan tidak bebasa dalam melaksakan keyakinan agamanya karena adanya larangan penggunakan jilbab pihak sekolah.

“Ketika berangkat sekolah saya berjilbab, namum setelah masuk lingkungan sekolah jilbab saya lepas, karena di sekolah dilarang memakai jilbab ketika proses belajar mengajar,” demikian disampaikan Anita saat di temui hidayatullah.com belum lama ini.

Siswi  SMA Negeri 2 kelahiran Denpasar 04 April 1996 mengaku telah berjuang mendapatkan haknya memakai jilbab sejak tahun pertama ia masuk sekolah, yakni Tahun 2011.
Namun hingga berganti tahun, 2014 , Anita yang aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) Denpasar ini, belum juga mendapatkan haknya untuk berjilbab saat sekolah.

“Saya sudah ijin kepala sekolah untuk bisa memakai jilbab saat sekolah, tetapi tidak diizinkan. Alasannya bila pakai jilbab atribut sekolah tidak terlihat,” tutur Anita lagi.
Hanya saja menurutnya, pelarangan memakai jilbab saat di sekolah tidak tertuang  pada aturan seragam sekolah.

“Dalam aturan seragam tidak tertulis pelarangan berjilbab saat sekolah, jadi ini hanya larangan verbal dari kepala sekolah,” ucap Anita.

Anita kerapkali menghadap ke kepala sekolah meminta izin agar dirinya memakai jilbab saat sekolah tapi hal itu tidak digubris.

Bahkan yang cukup menyedihkan, pernah kepala sekolah menasehatinya jika tetap ingin berjilbab, sebaiknya Anita pindah sekolah.

“Saya sudah beberapa kali menghadap kepala sekolah, beliau menyarankan jika ingin tetap berjilabab sebaiknya pindah sekolah saja,”ungkap Anita.

Anita bukan satu-satunya siswa Muslim yang bersekolah di SMA Negeri 2 Denpasar.  Menurut beberapa sumber, banyak teman-temannya pada saat masa orientasi terlihat berjilbab. Namun ketika aktivitas sekolah sudah dimulai secara resmi, banyak di antara mereka menaggalkan jilbabnya setelah adanya larangan.
Hingga hari ini, hanya Anita yang masih terus berjuang untuk mendapatkan haknya bisa berjilbab tanpa adanya tekanan.

Cukup menyedihkan, seorang pelajar Muslim masih harus memperjuangkan hak nya memakai jilbab di negeri yang mayoritas penduduknya justru beragama Islam.*

Sumber: Hidayatullah.com
http://www.hidayatullah.com/read/2014/01/06/14385/sudah-tiga-tahun-aktivis-pii-ini-perjuangkan-hak-berjilbab.html
Posted by Pw PII Sumut on 14.37 in ,     1 comment »

1 komentar :

Anonim mengatakan...

sejarah tidak pernah berulang
namun polanya selalu mirip dan terkadang sama persis atau dalam bahasa biologinya identik
#burungnuriburungdara