Melaksanakan perintah agama merupakan bagian tak terpisahkan dari hak asasi seseorang. Tapi nurani siapa tidak resah jika keyakinannya itu terhambat?Itulah yang kini sedang dialami Anita Whardani, seorang siswi SMA Negeri 2 Denpasar Bali. Anita Whardani merasakan tidak
bebasa dalam melaksakan keyakinan agamanya karena adanya larangan
penggunakan jilbab pihak sekolah.
“Ketika berangkat sekolah saya
berjilbab, namum setelah masuk lingkungan sekolah jilbab saya lepas,
karena di sekolah dilarang memakai jilbab ketika proses belajar
mengajar,” demikian disampaikan Anita saat di temui hidayatullah.com belum lama ini.
Siswi SMA
Negeri 2 kelahiran Denpasar 04 April 1996 mengaku telah berjuang
mendapatkan haknya memakai jilbab sejak tahun pertama ia masuk sekolah,
yakni Tahun 2011.
Namun hingga berganti tahun,
2014 , Anita yang aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) Denpasar ini,
belum juga mendapatkan haknya untuk berjilbab saat sekolah.
“Saya sudah ijin kepala sekolah
untuk bisa memakai jilbab saat sekolah, tetapi tidak diizinkan.
Alasannya bila pakai jilbab atribut sekolah tidak terlihat,” tutur Anita
lagi.
Hanya saja menurutnya, pelarangan memakai jilbab saat di sekolah tidak tertuang pada aturan seragam sekolah.
“Dalam aturan seragam tidak
tertulis pelarangan berjilbab saat sekolah, jadi ini hanya larangan
verbal dari kepala sekolah,” ucap Anita.
Anita kerapkali menghadap ke kepala sekolah meminta izin agar dirinya memakai jilbab saat sekolah tapi hal itu tidak digubris.
Bahkan yang cukup menyedihkan, pernah kepala sekolah menasehatinya jika tetap ingin berjilbab, sebaiknya Anita pindah sekolah.
“Saya sudah beberapa kali
menghadap kepala sekolah, beliau menyarankan jika ingin tetap berjilabab
sebaiknya pindah sekolah saja,”ungkap Anita.
Anita bukan satu-satunya siswa Muslim yang bersekolah di SMA Negeri 2 Denpasar. Menurut
beberapa sumber, banyak teman-temannya pada saat masa orientasi
terlihat berjilbab. Namun ketika aktivitas sekolah sudah dimulai secara
resmi, banyak di antara mereka menaggalkan jilbabnya setelah adanya
larangan.
Hingga hari ini, hanya Anita yang masih terus berjuang untuk mendapatkan haknya bisa berjilbab tanpa adanya tekanan.
Cukup menyedihkan, seorang
pelajar Muslim masih harus memperjuangkan hak nya memakai jilbab di
negeri yang mayoritas penduduknya justru beragama Islam.*
Sumber: Hidayatullah.com
http://www.hidayatullah.com/read/2014/01/06/14385/sudah-tiga-tahun-aktivis-pii-ini-perjuangkan-hak-berjilbab.html
Sumber: Hidayatullah.com
http://www.hidayatullah.com/read/2014/01/06/14385/sudah-tiga-tahun-aktivis-pii-ini-perjuangkan-hak-berjilbab.html
1 komentar :
sejarah tidak pernah berulang
namun polanya selalu mirip dan terkadang sama persis atau dalam bahasa biologinya identik
#burungnuriburungdara
Posting Komentar