Alkisah hiduplah seorang akhwat dengan nama sebut saja Milana. Milana
seorang akhwat yang mempunyai banyak pengikut, pengaruhnya besar di
beberapa kalangan akhwat, dan juga merupakan salah seorang pembesar
(bukan karena badannya yang besar) di dunia per-dakwah-an.
Terdengar bunyi nada dering dari HP Milana. Sebuah SMS pun telah
diterima. Isi dari SMS tersebut merupakan pemberitahuan tentang adanya
sebuah aksi demonstrasi munashoroh Palestina pada esok hari
yang diadakan rutin tiap tahun sekali yang dilakukan oleh sebuah Parpol
yang cukup besar di Indonesia. Dengan semangat ketaatan yang begitu
tinggi Milana pun bergegas pulang dan tak lupa ia men-jarkom kepada seluruh pengikutnya untuk turut serta dalam aksi tersebut.
Keesokan harinya Milana beserta rombongan yang berjumlah 7 orang
telah sampai di tempat berkumpulnya massa. Milana, Erin, Rossa, Windy,
Selvi, Rika, dan Putri dengan atribut lengkap jilbab panjang beserta
terusannya lengkap dengan simbol partai, bendera Palestina, dan tak lupa
slayer untuk menutupi wajah-wajah mereka. Melihat jumlah peserta aksi
yang banyak, Rika bertanya pada Murobbi tercintanya “Kenapa ya Kak, kalo
aksi-aksi semacam ini banyak yang ikut, tapi kalo ada tatsqif atau
dauroh qur’an malah sepi ya?” “Mungkin gak sempet kali dek” jawab
Milana. “Atau Mungkin pada sekalian refreshing kali?!” celetuk Rossa tak
mau kalah.
Gema takbir bergemuruh dikumandangkan oleh para peserta aksi. Sebuah
grup nasyid menghibur atau lebih tepatnya menyemangati para peserta aksi
dengan hits-hits andalan mereka. Sambil mendengarkan nasyid tersebut,
Milana sang Akhwat pun membuka HP canggihnya dan langsung memasuki menu
web browsernya dengan alamat m.facebook.com. Sejurus kemudian
masuklah ia didalam dunia Facebook. Beliau langsung menyasar kolom
“Whats On Your Mind”. Dan terlihatlah sebuah kalimat indah yang berasal
dari dalam pikiran Milana yang ia tuangkan dalam Facebook “Subhanallah
lagi ikut munashoroh Palestina, banyak banget pesertanya. siap-siap uang
untuk One Man One Dollar.”
Tanpa disangka beberapa menit kemudian terlihat tulisan dalam akunnya
“one new notification”. Dengan penuh semangat beliau langsung membuka
dan terlihat ada seorang pengikut yang tidak hadir dengan nama Noni
mengkomentari statusnya tersebut dengan bunyi “semangat trus kak Mil,
afwan aku gak bisa ikut”. Baru saja Milana ingin
membalas komentar tersebut tiba-tiba muncul lagi sebuah tulisan “3 new
notification”. Ternyata ada dua teman Milana yang me-“like this” status
Milana, dan seorang lagi dengan nama akun “Sang penebar hati” yang
merupakan seorang ikhwan mengomentari dengan bunyi “wah enak ya, bisa
ikut acara. Semangat terus Ustazah Milana, hehe”. Dengan sigap Milana
langsung membalas komentar dari para hadirin tersebut dengan lafazh
“@all syukron y atas jempolnya”, “@ Noni gpp say mudah2n yg nanti bisa
ikut InsyaAllah amiiin.”. “@Sang penebar hati amiin juga. kenapa gak
ikut akh”. Balasan komentar pun datang dari Sang Penebar Hati “ana masih
ada urusan kerjaan, infak nya tolong ditalangin y ustadzah?!!
(melas.com)”. Milana pun kembali melesatkan balasan komentarnya “siipp,
tinggal nanti digantinya 2 x lipatnya ye. (ngarep.com).” dialog pun
bertambah seru ketika ada seorang dengan nama akun “Omnya Joko” turut
meramaikan peristiwa bersejarah itu dengan bunyi “addduh pada berisik
banget, udah nanti ana aja yang bayarin semuanya (becanda.com) btw ustzh
Milana ada disebelah mananya nih?”. Milana pun membalas “hiks3x pada
ngelucu aja nih, ana lagi di depan kedubes Amrik ust.”
Tanpa disadari acara pun telah usai seiring dengan usainya dialog
Milana dengan teman-temannya di dunia Facebook. Milana beserta rombongan
pun bersiap-siap untuk pulang. Tanpa dinyana Milana pun hendak
mengabadikan moment tersebut dengan kamera yang baru saja ia pinjam dari
tetangganya. Ketujuh akhwat itu mempersiapkan diri untuk mengabadikan
moment tersebut dengan gaya atau pose yang ‘atraktif’, serta ‘artistik’. Milana pun memilih pose dengan gaya mengepal tangan dan menutup wajahnya dengan slayer berharap agar ia dapat meng-upload gambar tersebut sebagai profil picture
akun Facebook-nya. Erin berkata kepada Milana "Kak Mil nanti di tag ya
fotonya." Setelah puas dengan aktivitas melelahkan tersebut Milana
beserta rombongan pun akhirnya pulang kerumah masing-masing.
Milana yang tampak lelah mencoba untuk bersemangat kembali. Sang
Akhwat tersebut mengambil laptop beserta modem miliknya. Milana berniat
untuk meng-upload gambar-gambar yang telah ia dapatkan untuk kemudian di-share ke teman-temannya. Sebelum ia meng-upload terlebih dahulu Milana meng-update status
dengan bunyi “Munashoroh yang begitu melelahkan”. Seperti biasanya
status Milana dibalas komentar oleh teman-temannya. Kali ini Erin salah
seorang pengikutnya yang mengkomentari status tersebut “istirahat aja
yang cukup, btw tadi es cendol yang di depan monas enak ya Kak”. Milana
adalah seorang akhwat yang terkenal akan keakrabannya. Maka tak perlu
waktu yang lama lagi Milana pun segera membalas komentar tersebut “iya
Alhamdulillah, kpn2 kita beli lagi y.” Sebuah akun bernama “Omnya Joko”
seolah tak mau ketinggalan. Segenap dengan jurus yang dimiliki ia pun
turut mengomentari status Milana “wah ustazah bagi-bagi dong kalo makan
es cendol?!” Terlihat pula sebuah komentar dari akun yang bernama
“Rojali Al Manak Don Koll” “to Omnya Joko, es cendol dimakan atw
diminum? ada apa ini? ustzh Milana sekarang jualan es cendol ya?”
Melihat tingkah lucu dari teman-teman Facebook-nya, Milana pun
mengakhiri percakapan tersebut dengan sebuah kata “Hiks3x…” (sebenarnya
dialog yang terjadi cukup panjang, tapi berhubung khawatir para pembaca
bosan membacanya maka dialog via Facebook tersebut saya ringkas—penulis)
Setelah meladeni para komentator statusnya. Milana melanjutkan kembali aktivitasnya di Facebook. Milana hendak meng-upload
gambar-gambar yang telah berhasil ia dapatkan. Memakan waktu yang cukup
lama dikarenakan modemnya yang memang masih kelas bawah. Milana dengan
penuh kesabaran menunggu proses tersebut. Proses upload telah
selesai, Milana pun memberi nama album tersebut dengan judul ‘AKHWAT
ZONE’. Milana pun bukan main ketika melihat ada seorang ikhwan dengan
nama akun “Pecinta Rasul” yang komentar di album tersebut “wiih ibu-ibu
PKK pada demo dimana nih?” Milana bertanya-tanya dalam palung hatinya
yang paling dalam “bisa-bisanya dia komentar, emang gak bisa baca apa
kalo itu ada tulisannya AKHWAT ZONE?” Milana pun mengambil keputusan
untuk membalas komentar tersebut “afwan akh antum gak bisa baca tulisan
AKHWAT ZONE ya?” “kalo gak mau diliat jangan uplod di pesbuk dong” jawab
“Pecinta Rasul” dalam komentar berikutnya. Tidak seperti biasanya
Milana pun merasa kesal dan tiba-tiba menjadi malas untuk membalas
komentar lawan bicaranya di dunia Facebook. Milana mengambil keputusan
sulit yakni menutup akun Facebook miliknya. Dengan segera ia merapikan
kamar untuk kemudian tidur dengan niat istirahat agar besok bisa memulai
aktivitasnya yang memang sangat-sangat padat.
Aksi munashoroh yang dilangsungkan kemarin ternyata menguras
fisik Milana. Milana pun jatuh sakit yang mengharuskan ia istirahat di
rumah. Dokter yang memeriksa Milana mengatakan bahwa penyebab sakitnya
Milana adalah dari es cendol seharga Rp 1.500 yang ia dan kawan-kawan
minum di depan Monas. Dan dengan sangat amat terpaksa membatalkan
beberapa acara yang telah ia rencanakan sebelumnya. Ditemani HP
canggihnya Milana pun kembali dan lagi-lagi membuka akun Facebook
miliknya sambil menulis “sedang menjalani terapi penghapusan dosa, ya
Allah semoga sakit yang Kau berikan dapat menghapus dosa-dosaku.”
Seseorang yang memiliki akun “Sang Penebar hati” yang merasa iba
dengan sakit yang diderita Milana mengomentari status tersebut
“Syafakillah Ukhti, btw gara2 aksi kemaren y?” Lain lagi dengan seorang
yang bernama akun Ibnu Ahmad, ia turut mengomentari status yang
mengharukan itu “sakit koq masih bisa update status, apakh kalo kita
update ttg sakit maka Allah akan menyembuhkan kita?” Milana dengan
sisa-sisa tenaganya berupaya keras untuk menjawab teman-temannya itu “to
Sang Penebar Hati, iy akh, kata dokter sih gara-gara es cendol yang
didepan monas?!, to Ibnu Ahmad yang sakit kan badannya bukan tangannya
^_^.” Milana sudah tidak kuat lagi ia akhirnya memutuskan untuk log out
dan kembali melanjutkan istirahatnya yang sempat tertunda.
Keesokan harinya Milana yang sudah merasa sehat bersiap untuk
melaksanakan kembali agenda dakwahnya. Peralatan beserta perlengkapan
telah disiapkan. Untuk menambah semangat maka Ukh Milana (lagi-lagi)
kembali membuka akun Facebook-nya kemudian menulis “siap-siap, tuk raker
dilanjutkan dengan ngisi 3 tmpat, Ya Allah berikanlah kemudahan,
kesemangatan dan keselamatan pada hamba Mu ini.” Di dalam angkot ia
kembali melihat statusnya tersebut dan terlihat ada sebanyak “10
pemberitahuan baru”. Kesemuanya me-“like this” status tersebut
dan kebanyakan memberi komentar berupa “semangat, HAMASAH, cahyo, dsb…”
Melihat hal tersebut Milana hanya tersenyum manis dan membalas kesemua
hal tersebut dengan ucapan “@all Syukron y ^^”.
Malam harinya setelah mengakhiri agenda yang cukup padat. Milana kembali meng-update status-nya
dengan sebuah tulisan yang seolah menggantung “Alhamdulillahirobbil
‘alamin”. Para komentator yang biasanya mengomentari status Milana pun
ramai-ramai berlomba untuk mengomentari terlebih dahulu status sang
Mahasiswi di salah satu PTN di Indonesia itu (nampaknya status-status
milik Milana diposisikan seperti wahyu dari Allah yang sedang
ditunggu-tunggu oleh para teman-temannya, seperti halnya para Shahabat
Nabi SAW yang sangat menanti-nantikan turunnya wahyu dari Allah SWT
melalui Nabi Muhammad SAW—penulis). “Abis ngapain ustzh?” sergah
seseorang bernama Rojali Al Manak Don Kol. “Abis makan enak y, bagi-bagi
dong?!” timpal Putri seolah tak mau ketinggalan momen indah tersebut.
Windy yang salah seorang pengikutnya menimpali status itu
“Yarhamkillah…^^” (Windy mengira bahwa guru tercintanya itu sedang
bersin). “?????????” tulis Rossa dalam balasan komentarnya. Milana yang
mengamati dengan serius percakapan tersebut malah menjawab dengan
jawaban yang tidak begitu mengenakkan bagi para komentatornya “apa ajja
boleh” tulis Milana dalam balasan komentarnya.
Pada malam hari yang sama namun di tempat yang berbeda Rika seorang
remaja putri berusia 18 tahun juga tengah sibuk mengutak-atik akun
Facebook miliknya. Rika tercatat sebagai seorang siswi di salah satu SMA
Negri di Jakarta. Remaja ini menjabat sebagai ketua keputrian di SMA
tempat ia menuntut ilmu. Sebagai seorang ketua keputrian maka ia
dituntut untuk menjadi seorang teladan bagi jundi-jundinya (anak buah).
Rika juga aktif di jagat Facebook. Berbeda dengan Milana. Aktivitas Rika
yang sering terlihat adalah meng-update status yang berisi
ayat qur’an, hadits Nabi SAW, ucapan para Salafus Sholih, serta nasihat
dari para ulama. Ia menganggap dirinya tak pantas untuk selalu
berkata-kata indah sementara ia tidak mengamalkan ucapannya tersebut.
Menurutnya akan terasa lebih aman apabila ia mengutip perkataan orang
lain yang lebih mulia dibandingkan dengan dirinya.
Rika merasa aneh dengan tingkah murobiyyah-nya Milana yang sering update status
yang menurutnya tidak jelas. Dalam hatinya ia ingin sekali mengkoreksi
tingkah laku ustdzahnya yang tercinta itu. Tapi tak urung sampai
dikarenakan rasa tidak enaknya kepada Milana.
Melihat gelagat seniornya di Facebook, Rika khawatir hal ini akan
menjadi preseden buruk bagi jundi-jundinya. Ia khawatir para
teman-temannya di Rohis akan meniru para seniornya tersebut. Hal yang
sangat wajar karena memang Rika sebagai seorang akhwat yang paham benar
akan nilai-nilai tarbiyah. Sang Ketua Keputrian itu cemas melihat
fenomena tersebut. Fenomena ketika ada ikhwan dan akhwat yang begitu
“mesra” di Facebook. Fenomena bersenda gurau terhadap hal yang
menurutnya tidak fundamental. Fenomena merajalelanya generasi yang suka
berkeluh kesah. Dan fenomena terciptanya generasi Facebook dan
memudarnya generasi robbani. Rika pun tak dapat berbuat banyak ia hanya bisa berdo’a kepada Allah semoga apa yang ia khawatirkan tidak pernah terjadi.
0 komentar :
Posting Komentar