01 Agustus 2009

Oleh : Nur Amelia Kahar
Ketua Umum Korpus PII Wati


Di sini kini berdiri

Dalam masa yang sudah lama

Adalah dulu tak sama sekarang

Realitas zaman berlaku beda


Coba lihat sekarang

Remaja putri berseragam itu

Dia asik dengan mainan digitalnya

Apa yang dilihatnya

Dia sedang menyapa teman-teman lama

Lalu kenapa yang lain murung

Dia gundah jika ayahnya tahu

Adegan mesumnya bersama sang pacar

Telah beredar

di mainan digitalnya

juga mainan digital teman-temannya



Kegundahannya semakin menjadi

Perutnya membuncit bukan karena cacingan

Dia menambah nista dirinya

Mendatangai sang bidan dengan sogokan

Ia mengeram kesakitan

Tanpa sadar nyawanyanya terancam



Tak beda dengan yang di desa

tertekuk wajah manisnya karena murung

dia harus menebus utang sang ayah

Untuk bayar sekolah adik

Yang dipinjam dari rentenir pembawa badik

Dengan lagak menghardik

Tak perlu ditebus dengan uang

Sebab tubuhnya akan laku di negara tetangga

Sebagai tebusan utang tak seberapa jumlahnya

Dibanding uang yang menganga

Di saku baju para koruptor



Inilah realitas zaman kita

Bukan nostalgia yang dulu

Untuk dikenang dan dibanggakan



Inilah batu penghadang jalan kita

Yang harus dihancurkan dengan buah pikir dan kerja

Biarkan kita berbuat sebatas mampu

Beri sedikit arti untuk bangsa yang lecak dan lusuh ini

Sebab kita tak mau menjadi pecundang

Dalam sejarah kehidupan





(SELAMAT HARLAH PII WATI ke-45 )

Kepada para yunda pendiri serta alumni PII WATI, penghargaan kami sampaikan atas perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan, semoga kami dapat mencontoh dan belajar.

Kepada seluruh pejuang PIIWATI se-tanah air, tetap semangat beri kontribusi terbaik kita)


salam cinta dan perjuangan

N. Amelia K.
Posted by Pw PII Sumut on 20.39 in     No comments »

0 komentar :