19 November 2014


Ini dia telah lahir remaja putri pengusung peradaban dari dunia Islam. Dia adalah Malala Yousafzai  Malālah Yūsafzay, (lahir 12 Juli 1997; umur 17 tahun) Mingora, Nort West Frontier Province, Pakistan. Mungkin sahabat-sahabat banyak belum mengetahui sepak terjang dari sahabat Pakistan kita ini. Dia sama seperti kita (aktivis) yang ada disini (PII), dia merupakan seorang murid sekolah dan aktivis pendidikan dari kota Mingora di Distrik Swat dari provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Pada bulan Oktober 2014, dia bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.

Sahabat kita ini (Malala) bukan tanpa sebab mendaptkan penghargaan prestisuis seperti Nobel tersebut dan yang hebatnya lagi dia merupakan peraih termuda penghargaan tersebut. Dia diketahui berjuang untuk pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah Swat, di mana Taliban telah dilarang pada waktu gadis bersekolah. Pada awal tahun 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.

Ia mulai berbicara di depan publik untuk memperjuangkan hak atas pendidikan pada tahun 2008. "Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!" adalah seruan pertamanya di depan televisi dan radio. 

Pada tanggal 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala dan leher dalam upaya pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika kembali pulang di bus sekolah yang hamper saja merenggut nyawa sahabat kita ini. Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham.

Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia seorang penggiat pendidikan perempuan. Lebih lanjut Rasheed mengungkapkan penyesalannya atas kejadian ini namun tidak meminta maaf atas penembakan yang dialami Malala Yousafzai. Ia juga menyarankan Malala kembali ke Pakistan dan meneruskan pendidikan di Madrasah bagi perempuan. 

Kelompok yang terdiri atas 50 ulama di Pakistan mengeluarkan fatwa menentang penembakan ini. 

Pada tanggal 12 Juli 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan. PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai hari Malala.
Nah itu dia tadi sedikit tentang sahabat kita dari Pakistan, semoga dapat memberikan inspirasi bagi kita, dan diharapkan akan lahir lagi Malala-malala yang tangguh di dunia Islam terkhususnya di Indonesia kita ini. Waktunya sudah tiba untuk mempresentasekan Idealisme kita dalam perbuatan yang nyata dan tak hanya sebatas dialeg formalis belaka.

Sumber tulisan : http://id.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai







posted by asha

Posted by Pw PII Sumut on 07.30 in     No comments »

0 komentar :