(Sebuah goresan kecil Jelang Pelantikan PII Sumatera Utara Periode 2009-2011)
Syukur Alhamdulillah perjalanan waktu telah menghantarkan kita di masa ini, 62 tahun sejak kebangkitan awal Pelajar Islam Indonesia (PII). Cukup banyak yang telah diberikan PII kepada bangsa dan agama. Dalam catatan sejarah sudah tidak terhitung korban yang telah menimpa kader PII dalam perjuangannya terutama pada masa kemerdekaan. PII juga telah banyak melahirkan kader-kader pemimpin bangsa ini. Walaupun sudah menjadi pemimpin terkadang tidak mengakui bahwa dia adalah kader PII.
Tetapi itu hanya dalam catatan sejarah kawan. Hanya cerita romantisme masa lalu yang bisa membuat kita terlena sehingga lupa kalau di depan sudah banyak halangan dan rintangan yang akan kita hadapi dengan berbagai model permasalahan dan tentunya berbeda dengan masa yang lalu.
PW PII Sumatera Utara sebagai wadah regional Pelajar Islam Indonesia (PII) di Sumatera Utara telah memasuki babak baru perjuangannya. Periode 2009-2011 yang Insya Allah akan menggelar perhelatan Pelantikannya yang mungkin diselenggarakan secara sederhana (karena sederhana belum tentu mengurangi makna). Sangat kompleks permasalahan yang akan dihadapi periode kepengurusan yang akan dijalani dua tahun ke depan. Baik persoalan internal maupun persoalan eksternal.
Diantaranya adalah ghiroh ber-PII yang lemah, Sumber Daya Manusia yang terbatas, stagnannya kaderisasi, program tindak lanjut yang terkadang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Wah… kalau kita tuliskan semua problematika PII mungkin tidak cukup ditulis dua atau tiga halaman.Budaya profesionalitas yang lemah, apalagi kalau ditanya soal aqidah kader-kader PII.
Bukan bermaksud hanya membicarakan problem PII tapi inilah kondisi real PII saat ini. Tidak bisa pungkiri bahwa semuanya adalah yang kita hadapi saat ini. Soal solusi? Ayo kita duduk bareng dengan semangat perbaikan dan perubahan.
Sudah cukuplah kita ucap kata-kata “Kami Dulu”… tetapi ungkapkanlah kata “Kita Ke Depan”… karena ke depan adalah harapan perubahan. Bukan karena “mereka dulu” tapi karena “kita sekarang”.
Wallahu A’lam bishowaf…
2 komentar :
tapi dulu adalah pelajaran sejarah yang harus di ambil ibrahnya, bukan hanya ditinggalkan, dulu bisa berbuat banyak dengan keterbatasan yang sama, sekarang harus lebih baik
tapi terkadang kita terlalu asyik dengan cerita masa lalu sehingga akhirnya terlena...
Masa lalu adalah kenangan... Masa kini adalah realita dan Masa depan adalah harapan...
Posting Komentar